Sabtu, 06 Februari 2010

Peranan Air Bagi Tanaman

Sabtu, 06 Februari 2010 0 komentar

PENDAHULUAN

Air merupakan sumber kehidupan, tanpa air tidak ada makhluk yang dapat hidup. Begitu juga tanaman,salah satu unsur terbesar tanaman adalah air yaitu berkisar anatara 90% untuk tanaman muda, sampai kurang dari 10% untuk padi-padian yang menua sedangkan tanaman yang mengandung minyak , kandungan airnya sangat sedikit. penyiraman harus dilakukan teratur agar tidak kekurangan. Jika tidak disiram, tanaman akan mati kekeringan. Air merupakan bahan untuk fotosintesis, tetapi hanya 0,1% dari total air yang digunakan untuk fotosintesis. Air yang digunakan untuk transpirasi tanaman sebanyak 99 %, dan yang digunakan untuk hidrasi 1 %, termasuk untuk memelihara dan menyebabkan pertumbuhan yang lebih baik. Selama pertumbuhan tanaman membutuhkan sejumlah air yang tepat




Air merupakan reagen yang penting dalam proses-proses fotosintesa dan dalam proses-proses hidrolik. Disamping itu juga merupakan pelarut dari garam-garam, gas-gas dan material-material yang bergerak kedalam tumbuhtumbuhan,melalui dinding sel dan jaringan esensial untuk menjamin adanya turgiditas, pertumbuhan sel, stabilitas bentuk daun, proses membuk dan menutupnya stomata, kelangsungan gerak struktur tumbuh-tumbuhan . Kekurangan air akan mengganggu aktifitas fisiologis maupun morfologis, sehingga mengakibatkan terhentinya pertumbuhan. Defisiensi air yang terusmenerus akan menyebabkan perubahan irreversibel (tidak dapat balik) dan pada gilirannya tanaman akan mati.


1.2 Tujuan
Adapun tujuan pembuatan makalah ini adalah :
 Kmahasiswa dapat m,engetahui peranan air bagi tanaman
 Mahasiswa dapat mengetahui dampak kekurangan dan kelebihan air bagi tanaman
 Mahasiswa dapat menambah wawasan mengenai pentin bgnya air bnagi tanaman

PEMBAHASAN

2.1 Sekilas Tentang Sifat Air

Air adalah basis dari kehidupan kemungkinan besar kehidupan
pertama kali berevolusi di dalam air Itulah sebabnya keberadaan
Air dianggap sebagai kemungkinan adanya kehidupan di tempat lain.
air meliputi sekitar 75% dari permukaan bumi ini.Di alam, air terdapat dalam tiga bentuk:padat, cairdan gas. Sel hidup, 70% lebih terdiri dari air,termasuk badan manusia. Kekurangan air beberapa persen saja sudah cukup membuat badan ini lemah, dan kekurangan beberapa puluh persen dapat menyebabkan kematian.

Kehidupan sangat bergantung dari sifat-sifat dari air yang unik
dibanding liquid yang lain. sifat-sifat ini berasal dari
struktur dan interaksi molekul air .Air memiliki apa yang dinamakan ikatan hidrogen yang anehnya cukup kuat. Ikatan ini memberikan air lebih struktur daripada liquid yang lain, dan memberikan kohesi yang tinggi yang
membantu transport dalam tumbuhan. Ikatan ini juga memberikan
tegangan permukaan air yang cukup kuat, dan memberikan bentuk butir-butir air. Demikian pula air mempunyai tingkat adhesi yang tinggi dengan kebanyakan material. Imbibisi (proses merasuknya air ke dalam struktur berpori-pori) membantu penyerapan air ke dalam biji dan memecahkan kulit biji sehingga biji tersebut dapat tumbuh.
Ikatan hidrogen juga menyebabkan air mempunyai kapasitas panas yang tinggi sehingga dapat berfungsi sebagai tempat penampung panas yang efektif. Pada waktu musim panas air menampung panas dan pada waktu musim dingin mengeluarkannya perlahan, sehingga menjaga level temperatur yang stabil yang penting bagi iklim dan kehidupan. air juga memerlukan energi yang banyak untuk menguap sehingga memoderasi panas dari matahari, menjaga temperatur ekosistem air, dan menjaga temperatur organisma dari ekses panas.
Air juga mempunyai sifat anomali, yaitu mengembang ketika didinginkan kurang dari 4 derajat. Hal ini terjadi karena perubahan struktur air menjadi tetrahedral. Hal ini menjaga air di kedalaman menjadi beku. Karena berat jenis es lebih ringan, es terbentuk dipermukaan dulu. Ketika air membeku, panas dibebaskan ke lapisan di bawahnya dan mengisolasinya. Hal ini juga membuat transisi antara musim tidak terjadi dengan tiba-tiba.
Air bersifat polar sehingga melarutkan kebanyakan molekul ionik seperti mineral.Air digunakan untuk mandi, mencuci, dan oleh
tanaman digunakan sebagai alat transport mineral. Seperti juga
air sistem biologi kebanyakan berada dalam pH netral, dan sebagai
buffer air menjaga keseimbangan pH tersebut, yang sangat penting
bagi proses-proses dalam sel.

2.2 Peranan Air Bagi tumbuhan

Air yang di butuhkan oleh tanaman adalah air yang berada di dalam tanah yang di tahan oleh butir-butir tanah . air ini berasal dari cadangan dalam tanah yang telah ada sebelum tanaman di tanam dan curah hujan yang turun senbelumnya. Peranan air bagi tumbuhan guna menjamin kelangsungan proses fisiologis dan biologi pertumbuhannya yaitu :
• Merupakan 90 – 95% penyusun tubuh tanaman
• Aktivator enzim
• Pereaksi dalam reaksi hidrolisis
• Sumber H dalam fotosintesis
• Penghasil O2 dalam fotosintesis
• Pelarut dan pembawa berbagai senyawa
• Menjaga Ψp sel yang penting untuk pembelahan, pembesaran, pemanjangan sel, mengatur bukaan stomata, gerakan daun dan bunga (misal epinasti)
• Pemacu respirasi
• Mengatur keluar masuknya zat terlarut ke dan dari sel
• Mendukung tegaknya tanaman, terutama pada tanaman herbaceus
• Agensia penyebaran benih tanaman
• Mempertahankan suhu tanaman tetap konstan pada saat cahaya penuh

2.3 Macam-Macam Air

• Air gravitasi: berada di pori makro tanah, diikat sangat lemah oleh partikel tanah, dengan cepat turun ke lapisan yang lebih dalam, tidak dapat dimanfaatkan tanaman
• Air kapiler: terdapat di pori mikro tanah, melapisi butiran tanah, diikat longgar oleh partikel tanah, dapat dilepaskan oleh perakaran, dapat diserap akar
• Air higroskopis: air yang menempati posisi sangat dekat dengan partikel tanah, diikat sangat kuat, akar tidak mampu memutus ikatan, tidak dapat diserap akar

2.4 Faktor-Faktor Mempengaruhi Kebutuhan Air Pada Tanaman

Banyak pertanyaan yang mendasar seputar bagaimana menyiram tanaman yang baik. Untuk menjawab itu, ada beberapa hal penting yang berkaitan dengan kebutuhan air pada saat penyiraman, yaitu:

a) Jenis, Bentuk dan Umur Tanaman
Berdasarkan kebutuhan air, umumnya ada tiga jenis tanaman, yaitu:
 Jenis Suka Air, memerlukan air yang cukup banyak untuk dapat hidup dengan baik, contohnya jenis Adiantum, Begonia, Calathea, Dracaena, Dieffenbachia, Monstera, Peperomia serta jenis pakis-pakisan.
 Jenis menyukai air dalam jumlah sedang, memerlukan air yang cukup tapi tidak berlebih untuk tumbuh dalam kondisi yang sehat, contohnya adalah Aglaonema, Anthurium, Philodendron, dan lainnya
 Jenis menyukai sedikit air, merupakan jenis tanaman yang dapat tumbuh dengan baik dalam keadaan sedikit air, contohnya berbagai jenis tanaman sukulen, kaktus, Sansiviera, Chryptanthus dan lainnya.

Bentuk daun juga harus diperhatikan, jika daunnya besar dan tipis, berarti tanaman tidak kuat kondisi kering dan membutuhkan relatif lebih banyak air dalam penyiraman. Jika daun ada lapisan lilinnya berarti sedikit tahan akan kondisi kering. Daun kecil akan menghindari penguapan air saat siang hari. Akan tetapi penting pula diketahui jenis tanamannya, apakah tanaman menyukai air atau tidak.

b) Lokasi dan Kondisi Sekitar Tanaman
Lokasi juga mempunyai andil dalam menentukan banyaknya air untuk penyiraman. Tanaman dalam pot yang diletakkan di bawah naungan dengan yang langsung di bawah sinar matahari akan mempunyai perbedaan kebutuhan air. Umumnya tanaman yang berada di daerah naungan membutuhkan jumlah air yang relatif lebih sedikit dari pada tanaman yang terkena sinar matahari langsung.

Peletakan tanaman pada sumber air membutuhkan air yang berbeda dengan yang diletakkan di tengah lapangan terbuka. Peletakan di dekat sumber air merupakan jenis tanaman yang menyukai kondisi air cukup banyak untuk pertumbuhannya. Jenisnya pun berbeda dengan tanaman yang tahan akan sinar matahari.


c) Jenis Media Tanam
Media merupakan material yang bersentuhan langsung dengan akar, bagian tanaman yang sangat penting untuk penyerapan air dan unsur hara lainnya. Media tanaman yang umum digunakan adalah tanah, humus, sekam, cocopeat, pasir malang, dan akar pakis. Masing-masing mempunyai daya ikat air yang berbeda. Humus mengandung banyak sisa-sisa bagian tanaman yang membusuk. Biasanya bersifat menahan air. Tetapi jika diletakkan di area terbuka, humus mudah kering dan berbentuk serpihan2/butiran2 halus.

Sekam yang umumnya digunakan adalah jenis sekam biasa dan sekam bakar. Bentuknya yang berupa butiran-butiran sekam kasar membantu tanah dalam memperbaiki struktur tanah hingga menjadi remah-remah tidak padat sehingga air dapat mengalir dengan lancar. Untuk itu media tanam sekam murni relatif cocok untuk tanaman hias pada pot, atau campuran media tanam pada musim hujan agar air tidak merusak akar yang akan mengakibatkan busuk akar.

Cocopeat relatif dapat menyimpan air hingga penggunaan media dengan campuran bahan ini sangat tepat saat musim kering, tetapi jangan biarkan media ini terlampau kering. Beda dengan pasir malang yang lebih bersifat tidak menahan air. Sangat cocok digunakan sebagai campuran media tanam pada musim hujan. Tak jarang untuk penanaman sering kali media tersebut dicampur dengan jumlah tertentu. Oleh karena itu penting mengetahui sifat media terhadap daya pegang air untuk mendapat media yang ideal dengan jenis tanaman yang hendak ditanam.

d) Besar Kecilnya Pot
Terkait dengan tingkat kelembaban media dalam pot. Pot kecil akan mempunyai tingkat kelembaban yang lebih kecil jika dibandingkan dengan media pada pot yang besar. Tepai pot besar mempunyai kelebihan dalam pertumbuhan akar tanaman. Banyaknya ruang yang tersedia dapat memberikan ruang yang cukup untuk bernafasnya akar.

e) Musim
Dua musim utama di Indonesia, musim kering dan musim hujan, akan mempengaruhi penyiraman terhadap tanaman. Musim kering tanaman harus diperiksa apakah memerlukan penyiraman satu-dua hari sekali sedangkan musim hujan apakah harus disiram setiap hari atau tidak.

2.5 Pengaruh Cekaman Air Terhadap Pertumbuhan Dan Hasil Tanaman

Pertumbuhan tanaman didefinisikan sebagai bertambah besarnya tanaman yang diikuti oleh peningkatan berat kering. Proses pertumbuhan tanaman terdiri dari pembelahan sel, perbesaran sel dan diferensiasi sel Kekurangan air pada tanaman terjadi karena ketersediaan air dalam media tidak cukup dan transpirasi yang berlebihan atau kombinasi kedua faktor tersebut. Di lapangan walaupun di dalam tanah air cukup tersedia, tanaman dapat mengalami cekaman (kekurangan air). Hal ini terjadi jika kecepatan absorpsi tidak dapat mengimbangi kehilangan air melalui proses transpirasi .

Kehilangan air dari tanaman oleh transpirasi merupakan suatu akibat yang mtidak dapat dielakkan dari keperluan membuka dan menutupnya stomata untuk masuknya CO2 dan kehilangan air melalui transpirasi lebih besar melalui stomata daripada melalui kutikula. Indeks luas daun yang merupakan ukuran perkembangan tajuk, sangat peka terhadap cekaman air, yang mengakibatkan penurunan dalam pembentukan dan perluasan daun, peningkatan penuaan dan perontokan daun, atau keduanya. Perluasan daun lebih peka terhadap cekaman air daripada penutupan stomata. Selanjutnya dikatakan bahwa peningkatan penuaan daun akibat cekaman air cenderung terjadi pada daun-daun yang lebih bawah, yang paling kurang aktif dalam fotosintesa dan dalam penyediaan asimilat, sehingga kecil pengaruhnya terhadap hasil.

Martin, Tenorio dan Ayerbe (1994) menjelaskan bahwa cekaman air yang terjadi pada paruh kedua dari siklus hidup tanaman ercis mengakibatkan penurunan nilai LAI (leaf area index) setelah pembungaan. Hal ini menyebabkan rendahnya hasil biji ercis bila dibandingkan dengan hasil pada musim tanam sebelumnya, dimana curah hujan selama paruh pertama siklus hidupnya lebih besar. Kekurangan air dapat menghambat laju fotosintesa, karena turgiditas sel penjaga stomata akan menurun. Hal ini menyebabkan stomata menutup.

Penutupan stomata pada kebanyakan spesies akibat kekurangan air pada daun akan mengurangi laju penyerapan CO2 pada waktu yang sama dan pada akhirnya akan mengurangi laju fotosintesa .Disamping itu penutupan stomata merupakan faktor yang sangat penting dalam perlindungan mesophyta terhadap cekaman air yang berat. Waktu antara penyebaran benih dan pemasakan dapat diperpendek atau diperpenjang tergantung pada intensitas dan waktu terjadinya cekaman air. Hasil penelitian Turk dan Hal pada tahun 1980 dan Lawn tahun 1982 menunjukkan bahwa kacang tunggak berbunga dan masak lebih awal dibawah tingkat cekaman air sedang, tetapi cekaman air yang berat menunda aktivitas reproduktif

Kedalaman perakaran sangat berpengaruh terhadap jumlah air yang diserap. Pada umumnya tanaman dengan pengairan yang baik mempunyai sistem perakaran yang lebih panjang daripada tanaman yang tumbuh pada tempat yang kering. Rendahnya kadar air tanah akan menurunkan perpanjangan akar, kedalaman penetrasi dan diameter akar .Peningkatan pertumbuhan akar di bawah kondisi cekaman air ringan sampai sedang mungkin sangat penting dalam menyadap persediaan air baru bagi suatu tanaman.Hasil penelitian Nour dan Weibel tahun 1978 menunjukkan bahwa kultivarkultivar sorghum yang lebih tahan terhadap kekeringan, mempunyai perkaran yang lebih banyak, volume akar lebih besar dan nisbah akar tajuk lebih tinggi daripada lini-lini yang rentan kekeringan.Hasil penelitian Martin, Tenorio dan Ayerbe (1994) menunjukkan bahwa perakaran tanaman ercis yang mengalami cekaman air pada paruh kedua dari siklus
hidupnya tidak dapat menjelajahi keseluruhan lapisan tanah pada kedalaman 45 – 75 cm. Dengan kata lain tanaman ercis tidak dapat mengekstrak air di bawah kedalaman 70 cm. akibat lebih lanjut cekaman air akan menurunkan hasil tanaman, dan bahkan tanaman gagal membentuk hasil. Jika cekaman air terjadi pada intensitas yang tinggi dan dalam waktu yang lama akan mengakibatkan tanaman.

Tanggap pertumbuhan dan hasil tanaman terhadap cekaman air tergantung fase pertumbuhan saat cekaman air tersebut terjadi. Jika cekaman air terjadi pada fese pertumbuhan vegetatif yang cepat, pengaruhnya akan lebih merugikan dibandingkan dengan jika cekaman air terjadi pada fese pertumbuhan lainnya. Proses-proses fisiologi yng mengakibatkan perubahan hasil karena cekaman air, digambarkan oleh Hsio dkk. tahun 1976 seperti pada gambar berikut.

Untuk mengetahui apakah tanaman cukup air atau tidak, dapat melihat gejala-gejala yang ditampakkan oleh tanaman. Diantaranya adalah:

a. Pengecekan media tanam:
• Jika media terasa remah lepas, berarti media sedikit mengandung air.
• Periksa dengan membuat lubang sebesar ibu jari dengan kedalaman 1,5-3cm. Jika kering maka kelembaban tanaman rendah dan tanaman perlu disiram.

b. Gejala fisiologis tanaman:
• Tanaman layu dan daun tua coklat dan mengering, dicurigai tanaman kekurangan air. Periksa media dan gejala lain apakah disebabkan oleh hama dan penyakit tanaman lainnya.
• Pinggiran daun berwarna coklat dan kering untuk tanaman kekurangan air
• Jika berbunga dan kurang air, maka bunga akan gugur dengan cepat.
• Jika daun ujungnya coklat, kemungkinan besar kelebihan air.
• Dalam media yang terlalu lembab, akar akan membu
Dampak kandungan lengas pada perkembangan sistem perakaran


Keterangan gambar:
Lihat dari Dari kiri ke kanan:
Gambar 1. kondisi jenuh air
Gambar 2. kondisi kecukupan lengas
Gambar 3. kondisi kekurangan lengas

Dampak kandungan lengas pada perkembangan tajuk tanaman


Keterangan gambar
Lihat dari kiri ke kanan:
Gambar 1. kondisi kecukupan lengas
Gambar 2. kondisi jenuh air
Gambar 3. kondisi kekurangan lengas

c. Saat Penyiraman
Untuk mengetahui kapan tanaman cukup air, saat menyiram, periksalah apakah air telah keluar dari lubang dasar pot. Jangan memberikannya berlebihan karena akan menutup pori – pori makro media dan mengganggu pernafasan akar tanaman. Penting saat penyiraman:
• Gunakan air tanah atau air tadah hujan. Suhu air juga tidak terlalu panas dan tidak terlalu dingin. Juga tidak disarankan menyiram dengan air yang telah diberi pewangi atau zat kimia (selain pupuk/hormon tanaman) lainnya.
• Hindari menyiram tanaman melalui puncak tanaman karena akan merubah kelembaban tanaman secara cepat dan dapat menyebabkan busuk pucuk tanaman.
• Hindari membasahi tanaman pada daun yang sensitif seperti tanaman african violet atau umumnya daun yang berbulu.
• Jika menyiram dari atas permukaan media tanam, pastikan air mengalir keluar dari lubang pot ke piring dasar pot. Biarkan 30 menit lalu buang air hingga piring pot kosong.
• Jika menyiram dari dasar pot, perhatikan lamanya perendaman pot pada piring yang berisi air. Periksa media apakah sudah cukup basah atau belum.
• Lebih aman untuk menyiram langsung pada media tanam, jika ingin membasahi daun, gunakan spray halus dan semprotkan pada permukaan bawah tanaman


2.6 Dampak Kelebihan Air pada Tanaman

Kelebihan air pada tanaman biasanya terlihat /terjadi ketika awal musim hujan (akhir musim kemarau) dan padsa saat pertengfahan musim hujan. Yang sangat berdampak bagi pertumbuhan tanaman dapat di lihat sebagai berikut:”

 Awal musim hujan (akhir musim kemarau)

Ciri, sinar matahari cukup banyak, suhu udara panas, kelembaban udara absolute (Ah) tinggi, kelembaban udara relatip (Rh) tinggi, hujan masih jarang terjadi, dan sumber air tanah maupun air permukaan sedikit. Dampak bagi tanaman yaitu proses transpirasi (proses pendinginan) terganggu karena tingginya nilai Rh. Keadaan ini diperparah dengan sulitnya proses pendinginan secara konduksi lewat daun, karena bahang panas pada fase musim ini juga tinggi. Akibatnya tanaman akan kepanasan, daun dan batang tanaman nampak layu meski masih nampak hijau. Kalau kondisi parah ranting dan daun akan menguning dan rontok.

Kesalahan yang sering dilakukan pada fase ini, melihat tanaman nampak layu timbul anggapan tanaman kurang air. Padahal kelayuan muncul bukan karena kekurangan air (seperti pada musim panas), namun akibat terganggunya proses penyerapan air karena transpirasi terhambat. Dampak selanjutnya gampang diduga, zona akar akan kelebihan air dan mengundang penyakit.


 Pertengahan musim hujan
Ciri, sinar matahari terhalangi mendung, suhu udara turun, kelembaban udara absolute (Ah) turun / rendah, kelembaban udara relatip (Rh) tinggi, frekwensi hujan tinggi, dan sumber air tanah maupun air permukaan melimpah.
Dampak bagi tanaman antara lain Kelembaban (Rh) tinggi pada suhu yang rendah merupakan kondisi ideal pertumbuhan spora jamur. Tanaman yang tidak sehat atau bagian tanaman yang tua menjadi rentan serangan jamur. Genangan-genangan air pada bagian batang, bonggol, dan daun (bagian-bagian yang kaya karbohidrat) cepat atau lambat akan diserbu jamur.

2.7 Stress Fisiologis Tanaman

Stress air pada tanaman merupakan faktor utama dalam penghambatan produktivitas tanaman. Proses fisiologis selalu berhubungan dengan air. Hilangnya air dari jaringan tanaman dapat berpengaruh pada banyak hal, antara lain berkurangnya tekanan hidrostatik di dalam sel, meningkatnya konsentrasi makromolekul dan larutan dengan berat molekul kecil. Beberapa aktivitas fisiologis yang dipengaruhi oleh stress air antara lain sebagai berikut.

a. Pembesaran dan Pembelahan Sel
Proses yang paling sensitif terhadap stress air adalah pertumbuhan sel. Pengaruh utama tampak pada proses fisis. Bila tekanan turgor sel jatuh akibat stress air, pembesaran sel juga menurun karena kehilangan tekanan di dalam sel. Turgor yang tinggi dalam jaringan kadang-kadang dijumpai pada malam hari dibanding dengan pada siang hari. Ketersediaan air tanah juga berpengaruh pada potensi air di daun dan juga perkembangan/perluasan daun. Stress air yang berkepanjangan dapat menghambat pembelahan sel (meristem) belum jelas apakah penghambatan tersebut secara langsung atau tidak langsung.

b. Dinding Sel dan Sintesis Protein
Dinding sel tersusun sebagian besar dari selulosa yang merupakan penggabungan dari molekul glukosa. Sintesis substansi ini tertekan pada kondisi stress air. Dilaporkan juga penggabungan asam amino ke dalam bentuk protein juga dihambat oleh stress air, tetapi belum jelas bagaimana stress air berpengaruh terhadap sintesis protein.

c. Enzim
Defisit air berpengaruh langsung terhadap level enzim. Pada kondisi stress yang moderat, level beberapa enzim meningkat, misal enzim hidrolase dan dehidrogenase. Pada umumnya stress air mengakibatkan menurunnya kadar enzim, terutama nitrat reduktase. Stress air berpengaruh pada turgor, apakah kemudian tekanan turgor juga berpengaruh terhadap enzim yang berada di plasma membran, masih menimbulkan pertanyaan, mungkin bahwa aktivitas ATP ase membran dikendalikan oleh besarnya turgor, yang juga dinyatakan bahwa potensial membran tergantung pada turgor. Diduga bahwa perubahan potensial membran dimaksudkan agar jaringan tanaman dapat mengendalikan reaksi fisiologis, misal penyerapan bahan-bahan terlarut. Hubungan antara penyerapan sukrosa dan turgor telah disebutkan di depan. Hal yang serupa dijumpai pada hubungan antara turgor dan penyerapan K+ pada ganggang Velonia sp, penyerapan K+ meningkat bila turgor sel menurun dan sebaliknya. Dengan demikian nampak bahwa tekanan turgor memiliki fungsi ganda dalam proses pertumbuhan. Ia dibutuhkan untuk menekan dinding/membran sel untuk memberi fasilitas pemecah ikatan kimia dan tahap berikutnya mengendalikan bahan-bahan terlrut yang dibutuhkan untuk pertumbuhan.

d. Hormon Tumbuhan
Hubungan antara stress air dan fitohormon sangat kompleks, misal pada kondisi stress air yang moderat cepat terjadi akumulasi asam absisik (ABA). Pada daun yang layu, nampak bahwa ABA pada level yang lebih tinggi terpelihara oleh adanya laju sintesis ABA dan metabolismenya. Akumulasi ABA menginduksi menutupnya stomata dan penghambatan transpirasi. Senesen pada tanaman dipercepat oleh ABA, fenomena senesen ini lebih cepat pada kondisi stress air dan hampir pasti berhubungan dengan sintesis dan kandungan ABA.

Pada tanaman kapas, stress air mempengaruhi perilaku etilin pada daun, produksi etilin terjadi di petiol tanaman kapas beberapa jam setelah meningkatnya defisit air, dan pada beberapa kejadian (tidak selalu) dijumpai bahwa produksi etilin menurun ketika mendapat air kembali.

e. Aktivitas Fotosintesis
Stress air dapat menghambat membukanya stomata. Stress air yang ringan kecil pengaruhnya terhadap menutupnya stomata. Bila stress air ini berlangsung lebih hebat akan mengurangi penyerapan CO2, lebih dari itu fotofosforilasi dan fotolisis air juga akan terganggu. Kecepatan translokasi fotosintat dari daun ke bagian tanaman lainnya juga akan menurun, translokasi fotosintat ini memiliki respon yang lebih sensitif daripada fotosintesisnya ( lihat faktor yang berpengaruh terhadap fiksasi CO2 ).

f. Kegaraman
Kegaraman tanah merupakan persoalan dalam produksi tanaman. Pada daerah arid dan semiarid perkembangan tanah dicirikan oleh tingginya kadar garam pada profil tanah. Tergantung pada kondisi spesifik, jumlah ion (Na+, Cl-, HCO3-, Mg2+, SO42- dan borat) mungkin berada di akar dalam rentangan konsentrasi yang tinggi sehingga berpengaruh pada pertumbuhan tanaman.

Pada umumnya keberadaan garam-garam terlarut dalam medium dapat mempengaruhi pertumbuhan tanaman dengan dua cara. Pertama konsentrasi tinggi ion-ion tertentu dapat meracuni dan menginduksi gangguan fisiologis (misal Na+, borat), kedua garam-garam terlarut menekan potensi air dari medium dan berakibat terbatasnya penyerapan air oleh akar. Konsentrasi garam yang lebih tinggi di medium, cenderung meningkatkan penyerapan ion dan menurunkan potensial air dalam akar tanaman yang akan menstimulir penyerapan air dan akan meningkatkan turgor sel dan turgiditas jaringan tanaman. Hal ini dimaksudkan untuk menjaga keseimbangan air yang dikenal dengan penyesuaian osmotik.

g. Keracunan Garam
Kegaraman memberi pengaruh yang berbeda pada proses metabolisme, seperti misal asimilasi CO2, sintesis protein, respirasi ataupun fitohormon. Apakah hal ini merupakan pengaruh langsung sulit untuk dijawab. Keracunan dimulai dengan tidak seimbangnya ion dalam jaringan tanaman, seringkali dengan kelebihan dari Na+, tanaman dapat mengatasi kelebihan ini dengan cara mengeluarkan yang diserapnya atau sekresi ke vakuola. Proses pengaturan ini memerlukan tambahan energi, tanaman yang diperlakukan pada kondisi kegaraman menunjukkan laju respirasi yang lebih tinggi dan menguras cadangan karbohidrat yang lebih tinggi dibanding dengan tanaman pada kondisi yang tidak mengalmi kegaraman.

Tanaman yang menderita kegaraman juga miskin status nutrisinya. Hubungan antara ketersediaan energi dan kegaraman telah didemonstrasikan pada Chlorella dan Vicia faba. Dari dua kejadian tersebut diketahui bahwa pengaruh keracunan dari kegaraman NaCl kurang kuat bila tanaman ditumbuhkan di bawah intensitas cahaya yang tinggi dibanding dengan bila tanaman ditumbuhkan di bawah intensitas yang rendah. Pada kondisi intensitas tinggi tanaman dapat memelihara keseimbangan konsentrasi kation di dalam organ tanaman, berbeda dengan pada intensitas rendah, di mana dijumpai konsentrasi Na+ yang berlebihan dan K+ yang rendah. Ketidakseimbangan status ion, berkaitan dengan terganggunya asimilasi CO2.

Kekurangan energi sebagai akibat kegaraman akan berpengaruh pada berbagai proses yang membutuhkan energi, seperti asimilasi CO2, sintesis protein atau asimilasi nitrogen anorganik. Kondisi kegaraman membatasi sintesis sitokinin di akar dan translokasinya ke bagian atas tanaman dapat juga terhambat, sedang sintesis ABA justru akan meningkat pada kondisi kegaraman. Pada stress garam yang kuat, sitoplasma dapat terisi Na+ berlebihan yang dapat berpengaruh terhadap enzim dan organel dalam sitoplasma.
Toleransi tanaman terhadap garam sangat berbeda-beda antar spesies. Tanaman halofit mampu mengatasi konsentrasi elektrolit yang tinggi dalam medium karena penyerapannya yang dalam jumlah besar tersebut lalu diasingkan ke dalam vakuola. Mekanisme utama toleransi tanaman terhadap garam tergantung pada organ penampung ion anorganik. Sekresi aktif ion Na+ ke dalam vakuola akan melindungi sitoplasma terhadap konsentrasi Na+ yang tinggi.

Toleransi terhadap garam dapat juga dilakukan dengan cara reabsorpsi Na+ dari xylem ke bagian basal dari akar. Pada tanaman ekotipe, toleransi terhadap garam diujudkan dengan adanya akumulasi konsentrasi Na+ pada daun, walaupun akumulasi di daun bukanlah merupakan indikator terhadap toleransi garam.

h. Penyesuaian Terhadap Suhu
Membran sel tersusun atas lemak lapis ganda, tiga lipida polar terdapat pada sebagian besar membran : fosfolipid, glukolipid dan sulfolipid yang jumlahnya lebih kecil. Dalam lipida polar, asam lemak rantai panjang bertindak sebagai ekor hidrofobik, yang berorientasi ke arah dalam membran. Variasi asam lemak dalam hal panjang rantai dan tingkat kejenuhannya (jumlah ikatan rangkai) berpengaruh terhadap titik cair, seperti pada tabel berikut.


Tabel : Komposisi asam lemak dalam akar berbagai tanaman yang
ditumbuhkan pada suhu 25oC (Marschner,1986)

Asam lemak Panjang rantai Titik cair Spesies tanaman
Kacang-kacangan Barley Gula beat
% total asam lemak
Asam palmitat C16 +62,8 25 22 18
Asam slearat C18 +70,1 4 3 1
Asam oleat C18:1 +13,0 3 3 4
Asam linoleat C18:2 -5,5 27 38 47
Asam linolenat C18:3 -11,1 31 17 8


Umumnya sangat menonjol jumlah asam lemak tidak jenuh terutama pada tanaman yang ditumbuhkan pada iklim dingin, hal ini mengindikasikan bahwa asam lemak ini memiliki peran penting dalam memelihara fluiditas membran yang tinggi pada suhu rendah.

Lipida lain yang penting dari lipida membran sel ialah sterol terutama kholesterol pada hewan dan p-sitosterol pada tumbuhan tinggi. Sterol merupakan struktur utama dalam membran. Di dalam plasma membran proporsi sterol dapat setinggi fosfolipid, 15-40% dari total lipida.

Komposisi membran tidak hanya membedakan kekhususan antar spesies tanaman, hal ini juga dipengaruhi oleh faktor lingkungan, sebagai contoh di daun, terjadi variasi level sterol pada tahun yang berbeda. Dalam banyak hal perubahan komposisi lipida mencerminkan adaptasi tanaman terhadap lingkungan lewat penyesuaian membran.

Menurunnya temperatur dari 25o ke 10oC selama pertumbuhan gandum, merubah komposisi asam lemak akar dengan asam lemak tidak jenuh sangat menonjol, proporsi asam linoleat (18:2) menurun dari 50% ke 33%, sedang asam linolenat (18:3) meningkat dari 21% ke 39% dari total asam lemak. Hal demikian akan merubah titik beku (temperatur transisi) membran ke suhu yang lebih rendah dan kemudian menjadi penting untuk memelihara fungsi membran pada suhu yang lebih rendah.

Pada temperatur rendah meningkatkan proporsi fosfatidilkolin dalam membran. Meningkatnya respon membran terhadap asam gibberellat pada suhu rendah, mungkin berhubungan dengan perubahan tersebut, diperkirakan fosfolipida bertindak sebagai aseptor untuk fitohormon seperti asam gibberellat.

i. Adaptasi pada Suhu Tinggi
Sel memiliki sejumlah mekanisme untuk membantu bertahan hidup dalam lingkungan ekstrim. Seringkali dalam keadaan ekstrim mengaktifkan baterigene yang menghasilkan perlindungan kepada sel dari pengaruh jelek tersebut. Salah satu mekanisme ialah “Heat Shock Response”(HSR) yang disebabkan oleh suhu tinggi yang tidak biasa dialami, menginduksi “Heat Shock Protein” (HSP) termasuk di antaranya membantu menstabilkan dan memperbaiki bagian protein yang denaturasi.

Banyak sel memiliki mekanisme yang memungkinkan untuk mensintesis enzim yang mampu memperbaiki DNA yang mengalami kerusakan sebagai respon dari keadaan darurat. Sebagai contoh : pada E. coli, respon SOS pada E. coli setiap halangan terhadap replikasi DNA yangdisebabkan oleh kerusakan DNA, memproduksi sinyal yang menginduksi meningkatnya transkripsi lebih dari 15 gene yang berbeda, yang banyak di antaranya yang mengkode protein yang berfungsi dalam perbaikan DNA.

Kultur sel mamalia yang ditumbuhkan pada suhu normal 37oC, bila dalam waktu singkat diperlakukan dengan suhu yang lebih tinggi 43oC (Heatshock), maka sel tersebut mulai mensintesis protein spesial secara berlebihan. Sebagian besar “heat shock/stress respone protein” (HSP/SRP) juga disintesis dalam merespon perlakuan panas yang lain untuk membantu sel agar dapat bertahan hidup. Ada 3 famili SRP : 25000 dalton, 70000 dalton, 90000 dalton yang masing-masing ditemukan pada sel normal. SRP membantu melarutkan dan melipatkan kembali protein yang denaturasi atau protein yang salah melipat

Protein ini dibutuhkan dalam sel, stress yang kuat sebagaimana “heat shock” akan meningkatkan protein yang rusak dalam sel dan akibatnya meningkatkan kebutuhan SRP yang lebih banyak yang disediakan oleh pengaktifan transkripsi gene SR (stress respone gene). Pada yeast : S. cereviceae mengandung 8 gene HSP 70, beberapa di antaranya bertranskripsi pada kondisi umum, sedang yang lain ditranskripsi hanya bila sel diekspos pada suhu yang meningkat atau stress yang lain.
KESIMPULAN

 Air bagi tanaman merupakan bahan untuk fotosintesis, tetapi hanya 0,1% dari total air yang digunakan untuk fotosintesis. Air yang digunakan untuk transpirasi tanaman sebanyak 99 %, dan yang digunakan untuk hidrasi 1 %, termasuk untuk memelihara dan menyebabkan pertumbuhan yang lebih baik. Selama pertumbuhan tanaman membutuhkan sejumlah air yang tepat .Kebutuhan air bagi tanaman dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lainjenis tanaman dalam hubungannya dengan tipe dan perkembangannya, kadar air tanah dan kondisi cuaca
 peranan air bagi tumbuhan sangat besar diantaranya ;untuk pemakaian evapotranspirasi ,di gunakan untuk proses asimilasi, sebagai pengangkut unsure harav , sebagai pengatur tegangan sel, dan sebagai bagian dari tanamaan baik sebagai penyusun jaringan ,maupun sebagai penolonng sifat sifat bahan-bahan penyusun jaringan tersebut.
 Kekurangan air bagi tanaman dapat menyebabkan aktivitas prposes vaktivitas dan fisiologis tanaman terhambat bahkan tidaka kan berjalan, tanaman yang kekuirangan air akan menyebabkan tanaman layu dan akhirnya akan menyebabkan kematian pada tanaman Karen jaringan-jaringan tanaman tidak lagi berfungsi dengan baik. Sedangkan kelebihan air pada tanaman akan meyebabkan permukaan tanah tempat tanaman hidup akan lembab karena kelebihan air, keaaadaan lembab tersebut akan memunculkan mikro organisme jamur yang akan mengakibatkan tumbuhnya penyakit bagi tanaman.


DAFTAR PUSTAKA

Aak, 1983,Dasar-Dasar Bercocok Tanam,kanisus, Yogyakarta.
Arsyad sofyan.dkk,1983,Ilmu iklim dan Pengairan. C.v yasaguna.
Hasil browsing dari internet


Posted in

0 komentar:

Wismajara The Gank

Wismajara  The Gank
Cewe-CeWe Gila

Temen_Temen Senasib

Temen_Temen Senasib
lagi Mu Senam...masih Juga berAction

Labels

berita (1)

Followers

About Me

Foto saya
Jember, Jawa Timur, Indonesia
sampai saaD ini zaya masiH bingung kaLo di tanya Qm punya cita-cita apa???

ShoutMix chat widget

Labels