Sabtu, 06 Februari 2010

KULTUR KALUS TEBU

Sabtu, 06 Februari 2010 0 komentar

1.1. Latar Belakang
Kalus adalah suatu kumpulan sel amorphous yang terjadi dari sel-sel jaringan yang membelah diri secara terus-menerus. Tujuan yang dapat di capai dengan perbanyakan malalui kultur tunas adalah dapat menjamin kesinambungan kerja kultur, dapat menjadi sarana bank plasma nutfah yang efisien, dan dapat di gunakan untuk tujuan memproduksi senyawa metabolic sekunder. Salah satu tanaman yang perbanyakannya sangat baik melalui kultur kalus adalah Tanaman Tebu. Tanaman tebu memiliki nama latin Saccharum officinarum L. tanaman tebu merupakan tanaman perkebunan semusim, yang mempunyai sifat tersendiri. Sebab di dalam batangnya terdapat zat gula. Tebu termasuk keluarga rumput-rumputan seperti halnya padi, glagah, jagung, bamboo dll.

Tebu mempunyai peranan penting dalam rangka mendorong pertumbuhan perekonomian di daerah serta penambahan atau penghematan devisa, dan juga langsung terkait dengan pemenuhan kebutuhan pokok rakyat dan penyediaan lapangan kerja melalui Pengembangan industri gula. Selama pabrik gula mengandalkan pasok bahan baku tebu rakyat, maka kepastian bahan mentah bagi pabrik gula menjadi berkurang. Kondisi ini akan mengundang para investor untuk menanam tebu di lahan sewa dalam bentuk perkebunan yang luas. Hal ini membutuhkan bibit dalam jumlah yang besar dan pertumbuhan yang seragam dalam waktu yang singkat. Untuk itu diperlukan suatu metode perbanyakan yang dapat memecahkan permasalahan bibit, salah satunya melalui metode in vitro. Metode ini dapat menghasilkan bibit dalam jumlah yang besar tanpa memerlukan jumlah induk yang banyak, waktu yang relatif singkat dan bibit yang dihasilkan bebas patogen



1.2 Tujuan

Setelah melakukan praktikum Regenerasi kultur kalus tebu di harapkan :
• Mahasiswa mampu melakukan regenerasi tebu dari eksplan kultur kalus tebu
• Mendapatkan fase linear dalam pertumbuhan induksi kalus tebu.


II. BAHAN DAN METODE

2.1. Waktu dan Tempat
Praktikum Regenerasi kultur kalus dilaksanakan pada hari Sabtu 04 April s.d 24 April 2009 bertempat di Laboratorium Kultur Jaringan Tanaman, PPPPTK Pertanian Cianjur

2.2. Alat dan Bahan
Alat :
• Laminar air flow cabinet,
• Alat diseksi,
• Neraca/ timbangan,
• Kertas steril,
• Cawan petri dish,
• Lampu bunsen,
• Pensil, kertas label, spidol, dan tissue.


Bahan :
• Kalus tebu varietas A dan B,
• Media induksi kalus MS + 2 ppm 2,4D + 0,4 ppm BAP + 3gr Casein hidrosilat + 20 Sukrosa,
• Alkohol 70% dan 96%.


2.3. Langkah Kerja
• Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan praktikum.
• Melakukan sterilisasi laminar.
• Memasukkan timbangan atau neraca ke dalam laminar.
• Memanaskan kertas steril dan letakan di atas neraca kemudian tekan on.
• Mengambil kultur kalus varietas A dan B kemudian menimbang dengan berat minimum 0,250 gr sampai 0,400 gr.
• Menanam pada media MS + 2 ppm 2,4D + 0,4 ppm BAP + 3gr Casein hidrosilat + 20 Sukrosa.
• Memberi label sesuai dengan varietasnya dan nomor urut penimbangan.
• Menyimpan di ruang inkubasi.
• Setiap 3 hari sekali di lakukan penimbangan terhadap peningkatan berat kalus
III. HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1. Hasil
Tabel hasil penimbangan dari hari pertama di lakukan regenerasi kalus tebu.
No Varietas Berat awal (g) Berat hari ke- 3 (g) Selisih
04 April 2009 07 April 2009
1.
A1 0,297 0,505 0,208
A2 0,295 0,537 0,242
A3 0,324 0,625 0,301
B1 0,314 0,570 0,256
B2 0,312 0,517 0,205
B3 0,287 0,503 0,216

No Varietas Berat awal (g) Berat hari ke- 10 (g) Selisih
04 April 2009 14 April 2009
2. A4 0,275 0,960 0,685
A5 0,292 2,250 1,958
A6 0,273 1,262 0,989
B4 0,300 0,720 0,420
B5 0,318 0,872 0,554
B6 0,290 0,947 0,657




No Varietas Berat awal (g) Berat hari ke- 13 (g) Selisih
04 April 2009 17 April 2009
3., A7 0,374 1,364 0,990
A8 0,322 1,256 0,934
A9 0,313 2,415 2,102
B7 0,294 0,457 0,163
B8 0,300 1,282 0,982
B9 0,291 1,230 0,939

No Varietas Berat awal (g) Berat hari ke- 16(g) Selisih
04 April 2009 20 April 2009
4.. A10 0,314 1,811 1,497
A11 0,228 1,134 0,906
A12 0,313 2,218 1,815
B10 0,304 1,072 0,768
B11 0,306 0,891 0,585
B12 0,328 0,864 0,636

No Varietas Berat awal (g) Berat hari ke- 20 (g) Selisih
04 April 2009 24 April 2009
5. A13 0,293 2,623 2,33
A14 0,299 3,716 3,417
A15 0,293 2,513 2,22
B13 0,303 Kontaminasi -
B14 0,304 0,909 0,605
B15 0,321 Kontaminasi -


No Varietas Berat awal (g) Berat hari ke- 24(g) Selisih
04 April 2009 28 April 2009
6. A16 0,311 2,523 2,212
A17 0,296 2,853 2,557
A18 0,308 3,645 3,337
A19 0,309 1,639 1,33
A20 0,289 2,435 2,146
B16 0,292 Kontaminasi -
B17 0,302 Kontaminasi -
B18 0,305 Kontaminasi -
B19 0,301 Kontaminasi -
B20 0,311 Kontaminasi -

3.2. Pembahasan

Kultur kalus bertujuan untuk memperoleh kalus dari eksplan yang di isolasi dan di utmbuhkan dalam lingkungan yang tekendali. kalus di hatrapkan dapat memperbanyak dirinya secra terus-menerus. sel-sel penyusun kalus adalah sel-sel parenkima yang mempunyai ikatan yang renggang dengan sel-sel yang lain. dalam kultur in-vitro kalus dapat di peroleh dari potongan organ yang setril , di dalm medi yang mengandung auksin dan kadang-kadang juga sitokinin. Kalus dapat dihasilkan dari semua bagian tanaman seperti akar, batang dan daun, tetapi organ yang berbeda memberikan pembentukan kalus yang










Gambar 2. Pertumbuhan kalus

Kemampuan kalus untuk beregenerasi sangat ditentukan oleh media yang digunakan dan komposisi zat pengatur tumbuh dalam media. Winata (1987) menyatakan bahwa dua golongan zat pengatur tumbuh yang sangat penting dalam kultur jaringan tanaman adalah auksin dan sitokinin. George dan Sherrington (1984), menyatakan bahwa inisiasi tunas dan akar diatur oleh interaksi auksin dan sitokinin yang diberikan ke dalam media. Demikian juga interaksi masing-masing auksin atau sitokinin eksogen dengan auksin dan sitokinin endogen yang dikandung oleh eksplan.
Auksin secara umum menyebabkan perpanjangan sel, pembesaran sel, pembentukan kalus dan pembentukan akar (Pierek, 1987); mendorong pertumbuhan pucuk (Wattimena, 1988). Golongan sitokinin yang umum digunakan adalah BA (6-Benzyl Adenine) dan Kinetin. Golongan ini sangat penting dalam pengaturan sel dan morfologis (Winata, 1987). Sitokinin dalam budidaya jaringan terbukti dapat memacu diferensiasi tunas. Tunas dapat tumbuh dari jaringan kalus, daun, potongan batang atau kotiledon.
Umumnya kalus dapat memproduksi senyawa metabolik sekunder setelah beberapa lama dalam kultur. Meskipun demikian, produktifitas dari kalus tersebut sangat tergantung pada tahapan pertumbuhannya. Saat produksi dan jumlah senyawa metabolik sekunder yang dihasilkan oleh masing-masing kalus tersebut berbeda tergantung dari tingkat pertumbuhan kalus dan kondisi kulturnya. Umumnya produksi senyawa metabolik sekunder yang tinggi terjadi pada saat kalus sedang dalam pertumbuhan maksimal yang diperoleh saat pertumbuhan linier. Oleh karena itu dalam proses produksi senyawa metabolik sekunder dari kalus, sangat penting untuk mengetahui tahapan pertumbuhan kalus ini. Hal ini dapat dilakukan dengan pengamatan terhadap pertumbuhannya kemudian membuat grafik pertumbuhan kalus.
Bahan tanam yang digunakan adalah kalus tebu dengan varietas A dan B yang ditanam pada media induksi kalus MS + 2 ppm 2,4D + 0,4 ppm BAP + 3gr Casein hidrosilat + 20 Sukrosa. Setiap 3 hari sekali dilakukan penimbangan di dalam laminar dan dicatat berat kalusnya, kemudian dihitung selisih dari berat awal kalus pada saat penanaman. Setelah itu ditanam kembali ke media regenerasi. Penimbangan kedua dihitung pada hari ke sepuluh karena banyaknya hari libur sehingga perbedaan hasil penimbangan sangat tinggi.
Hasil dari pertumbuhan kalus varietas A dan B dapat dilihat pada grafik 1 dan 2.











Grafik 1. Induksi Varietas A



Grafik di atas menunjukkn bahwa Varietas A mengalami fase tertinggi pada hari ke 20 dengan barat kalus mencapai 2,656 gr. Sedangkan pada hari ke-24 berat kalus mengalami penurunan dikarenakan media yang digunakan mencair dan kalus remah.
Varietas B mengalami fase tertinggi pada hari ke-16 dengan barat kalus mencapai 0,754 gr. Pada hari ke-20 terdapat 2 botol yang terkontaminasi dan hari ke-24 terdapat 5 botol yang terkontaminasi. Sehingga grafik yang dihasilkan pada hari ke-24 menunjukkan angka 0.
Ketimpangan atau ketidak validan data yang di peroleh dapat di sebabkan oleh Eksplan kalus tebu yang mengalami kegosongan disebabkan oleh pinset yang terlalu panas ketika melakukan penimbangan di dalam laminar. Sehingga ada beberapa botol eksplan yang tidak di pindahkan ke media regenerasi dan ada beberapa botol media yang cair sehingga pertumbuhan kalus tidak maksimal.Ekplan kalus pada penimbangan hari ke 16 banyak terdapat eksplan yang sudah membentuk organ seperti tumbuhnya daun. Selain itupula penimbangan di lakukan tidak sesuai dengan waktu yang telah di tentukan, di sebabaklan oleh ketidakdisiplinan mahasiswa itu sendiri dan banyaknya hari libur di antara jangka waktu praktiku


IV. PENUTUP

4.1 Simpulan
Dari praktikum yang telah di lakkan dan dari hasil yang di peroleh dapat di ketahui bahwa Kalus adalah sekumpulan sel yang aktif mengadakan pembelahan sel dan pertambahan plasma sehingga dapat membesar dan membentuk massa sel yang tidak terorganisir. Bahan tanam yang digunakan adalah kalus tebu dengan varietas A dan B . Media yang di gunakan adalah media dasar MS + 2 ppm 2,4 D + 0,4 ppm BAP + 3gr Casein hidrosilat + 20 Sukrosa. 3 hari sekali dilakukan penimbangan kalus untuk mengetahui peningkatan berat kalus, kemudian dihitung selisih dari berat awal kalus pada saat penanaman. Varietas A mengalami fase tertinggi pada hari ke 20 dengan barat kalus mencapai 2,656 gr. Varietas B mengalami fase tertinggi pada hari ke-16 dengan barat kalus mencapai 0,754 gr.

4.2 Saran
Di harapkan kepada mahasiswa bidang peminatan kultur jaringan tanaman khususnya angkatan 6 agar lebih meningkatkan lagi kedisiplinan waktunya, kesalahan yang terjadi dari hasil yang di peroleh di sebabkan oleh mahasiswa yang teledor dan kurang bersungguh-sungguh dalam melakukan praktikum, siswa yang telah di jadwal untuk melakukan penimbangan tidak melakasanakan tugasnya dengan baik.




DAFTAR PUSTAKA


Tim Penulis PS. 2004. Karet Budidaya dan Pengolahan, Strategi Pemasaran. Penebar Swadaya: Jakarta. 366 hlm.

Hambali, Eliza dkk. 2006. Jarak Pagar Tanaman Penghasil Biodisel. Penebar Swadaya: Jakarta.




Posted in

0 komentar:

Wismajara The Gank

Wismajara  The Gank
Cewe-CeWe Gila

Temen_Temen Senasib

Temen_Temen Senasib
lagi Mu Senam...masih Juga berAction

Labels

berita (1)

Followers

About Me

Foto saya
Jember, Jawa Timur, Indonesia
sampai saaD ini zaya masiH bingung kaLo di tanya Qm punya cita-cita apa???

ShoutMix chat widget

Labels