1.1. Latar Belakang
Dalam program pemuliaan tanaman suatu tanaman umumnya memerlukan beberapa tahun untuk merakit tanaman baru. Prosesbya di mulai dengan penyerbukan silang untuk mengkombinasikan sifat-sifat tetua yang di inginkan. keturunan dari generasi pertama (F1) bersifat heterozigot tetapi secara genetis seragam. secara konvensional cara ini tergolong sangat lama di lakukan sehingga untuk mempercepat perakitan tanaman baru tersebut dapat di lakukan dengan kultur anther.
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Dalam program pemuliaan tanaman suatu tanaman umumnya memerlukan beberapa tahun untuk merakit tanaman baru. Prosesbya di mulai dengan penyerbukan silang untuk mengkombinasikan sifat-sifat tetua yang di inginkan. keturunan dari generasi pertama (F1) bersifat heterozigot tetapi secara genetis seragam. secara konvensional cara ini tergolong sangat lama di lakukan sehingga untuk mempercepat perakitan tanaman baru tersebut dapat di lakukan dengan kultur anther.
Kultur antera merupakan salah satu metode perbanyakan tanaman dengan tekhnik in-vitro dengan tujuan untuk mendapatkan tanaman haploid yang unggul yang dapat di pergunakan untuk menghasilkan kultivar-kultivar baru atau hibrida F1. Tanaman haploid adalah tanaman yang mempunyai jumlah kromosom yang sama dengan kromosom gamet (N). Tanaman haploid yang di peroleh dari kultrur anther dapat di gunakan untuk mendeteksi mutasi rekombinan yang unik , karena mutasi yang resesif tidak muncul dalam keadaan diploid, dan pada penggandaan jumlah kromosom akan di peroleh tanaman yang homozygot. Tanaman yang homozigot sangat penting untuk menghasilkan hibrida terkendali
1.2. Tujuan
Setelah melakukan praktikum kultur anther, di harapkan kepada mahasiswa agar dapat mengetahui dan mengerti tahapan kerja kultur anther khususnya pada tanaman padi dan Asparagus.
II. BAHAN DAN METODE
2.1. Waktu dan Tempat
Praktikum : Inisiasi Kultur anther Asparagus
Hari/ tanggal : Senin, 20 April 2009
Praktikum : Inisiasi Kultur anther Padi
Hari/ tanggal : Rabu, 22 April 2009
Tempat : Praktikum ini dilaksanakan di Laboratorium Kultur Jaringan Tanaman, PPPPTK Pertanian.
2.2. Alat dan Bahan
Alat-alat yang digunakan :
peralatan gelas (botol kultur, gelas piala, cawan petri 100 x 15 mm, gelas ukur),
Laminar Air Flow (LAF) yang dilengkapi dengan lampu UV
Ruang inkubasi dengan AC,
Peralat diseksi seperti pinset, pisau dan skalpel.
kertas tisue, kertas steril lampu spiritus, botol sprayer, rak kultur dengan lampu 40 watt
Bahan yang digunakan :
Antera padi dan asparagus
Aquades steril,
Bahan sterilan (Alkohol 70%, bayclin/Sunclin 20%)
kertas saring steri,
media induksi: MS + 2,4-D 1 mg/l + BAP 0,1 mg/l + NAA 0,5 mg/l + sukrosa 50 g/l + agar swallow 8g/l, pH media 5,8
2.3. Langkah Kerja
Siapkan peralatan dan bahan untuk sterilisai antera padi dan asparagus di dalam laminar air flow. Bahan tanaman berupa malai padi dan bunga asparagus sebelumnya sudah dilakukan ”pretreatmen” dengan suhu dingin 5-10o C selama 5 hari.
Buka batang padi yang berisi malai dengan menggunakan pisau. Potong tangkai malai dan masukan dalam botol steril. Begitu pula dengan bunga asparagus, pisahkan bunga yang masih kuncup dan masukkan dalam botol steril.
Secara terpisah, sterilkan kedua bunga tersebut dengan merendam secara berurutan dalam alkohol 70% selama 2 menit. Kemudian dilanjutkan dengan bayclin/Sunclin 20% selama 20 menit. Setelah itu bilas dengan aquades steril sebanyak 3-5 kali.
Setelah dibilas pindahkan bunga pada cawan petri steril yang beralas kertas kering.
Untuk memudahkan isolasi/penanaman antera padi pada media. Potong kurang lebih1/3 bagian bulir bunga padi dari bagian pangkal bulir. Demikian pula dengan bunga asparagus.
Jepit bagian ujung bulir/bunga yang tidak dipotong dengan menggunakn pinset. Arahkan bagian bulir/bunga yang telah dipotong pada permukaan media, kemudian ketukkan pinset pada bibit cawan sehingga antera jatuh pada permukaan media.
Satu cawan petri ukuran 100 x 15 mm sebaiknya berisi 100-120 anther.
Tutup cawan petri dan rekatkan dengan menggunakan parafilm.
Inkubasi biakan antera pada suhu ruang dalam keadaan gelap.
Setelah dua minggu, amati pembentukan kalus setiap minggu.
III. HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1. Hasil
Dari kegiatan praktikum menghasilkan 6 petridish anther asparagus dan 13 petridish anther padi. Ke dua anther tersebut dikulturkan dalam media MS + 2,4-D 1 mg/l + BAP 0,1 mg/l + NAA 0,5 mg/l + sukrosa 50 g/l + agar swallow 8g/l, pH media 5,8. Setelah 10 hari setelah tanam, ke dua anther tersebut belum menunjukkan pertumbuhan, 2 minggu setelah tanam menampakan sebagian besar kultur anther Nampak kontaminasi oleh jamur dan bakteri
3.2. Pembahasan
Kultur anther tanaman asparagus di lakukan untuk mengahasilkan tanaman homosigot yang pentiong untuk menghasilkan hibrida terkendali karena tanaman asparagus nerupakan tanaman dioecious yang menghasilkan bunga betina dan bunga jantan pada tanaman yang berlainan. Tanaman jantan lebih di sukai, karena produksi rebungnya lebih tinggi dan kwalitas rebungnya lebih baik.
Sebelum melakukan penanaman anther asparagus, bunga asparagus dipilih yang masih kuncup dan belum mekar. Bunga yang masih kuncup dipetik dan dimasukkan ke dalam botol kemudian disterilkan dengan merendam dalam 70% alkohol dan 20% Bayclin. Setelah itu bilas dengan aquades steril. Kuncup yang sudah steril dipotong kurang lebih1/3 bagian kuncup asparagus dan dikumpulkan dalam cawan petri steril. Kemudian diambil anther dalam putik menggunakan skalpel. Setelah itu, ditanam di cawan petri yang sudah berisi media.
Demikian juga terhadap eksplan anther padi, malai diseleksi untuk mendapatkan anther yang berisi butir sari/mikrospora uninukleat. Malai terpilih kemudian disterilkan dengan merendam dalam 70% alkohol dan 20% Bayclin. Spikelet yang sudah steril dipotong sepertiga bagian dari pangkalnya dan dikumpulkan pada cawan petri steril. Masing-masing spikelet kemudian dijepit dengan pinset dan diketukkan pada tepi cawan petri yang berisi 20 ml media induksi kalus, sampai antera keluar dan jatuh ke atas media. Selanjutnya kultur diinkubasi dalam ruang gelap (25 + 2oC) untuk menginduksi kalus dari butir sari di dalam anther.
Keberhasilan kultur anther dipengaruhi oleh berbagai faktor, yaitu genotipe tanaman,komposisi media kultur, kondisi tanaman donor, tahap perkembangan pollen dan pra perlakuan sebelum anther di inisiasi (Chu, 1978). Pra perlakuan yang di berikan pada eksplan anther padi dan asparagus adalah ”preatreatmen” yaitu penyimpan eksplan malai padi dan kuncup bunga asparagus pada suhu dingin 5-10 ° C selama 5 hari.
Beberapa kelemahan kultur anther adalah kecilnya persentase regenerasi, albino, dan tidak semua genotipe responsif terhadap kultur anter. Walaupun demikian, kultur anter telah mulai dilakukan di Balitbio Bogor yang mempelajari silangan Javanica dengan Indica (Hanarida dan Rianawati, 1992).
Dari pengamatan hasil inisiasi kultur anther tanaman padi dan asparagus, terlihat hasil yang tidak di inginkan, anther yang di kultuirkan setelah 3 minggu belum terdapat tanda-tanda keberhasilan inisiasi, apalagi pembentukan kalus, bahkan hampir semua eksplan anther padi maupun asparus nampak kering dan berjamur, ini terjadi pada eksplan bukan media nya. kemungkinan ini disebabkan karena pengaruh media atuapun di pengaruhi oleh keadaan eksdplan pada saat inisiasi
Media yang di gunakan untuk kultur anther adalah media MS + 2 ppm 2,4 D + 0,1 ppm BAP + 0,5 ppm NAA + 50 mg Sukrosa Dalam Satu Liter, namun karena keadaan pH yang tidak sesuai dengan yang telah di tentukan (5,8) menyebabkan keadaan fisik media cair. Sedangkan kedaan eksplan yang di inisiasi waktu itu sudah tidak nampak segar lagi dan layu, pada eksplan padi sangat sulit pengeluaran anternya, karena anthernya sudah nampak layu seakan-akan jaringannya telah mati. Sedangkan pada eksplan asparagus, bunga yang di jadikan eksplan sudah ekar semua. Setelah di lakukan diskusi dengan teman-teman kemungkinan penyebab kemekaran kuncup tersebut karena penyimpanan yang terlalu lama pada suhu dingin serhingga merangsang mekarnya kuncup. Hal inilah yang menjadi dasar ketidak berhasilan kultur anther yang di linisiasi.
IV. PENUTUP
4.1. Simpulan
Kultur anther mempunyai kelebihan, yaitu dapat mempersingkat waktu dalam memperoleh homozigositas. Namun demikian, terdapat kelemahan, antara lain produksinya regeneran albino dan tidak semua genotipe responsif terhadap kultur anther. Pada kultur anther yang di kulturkan adalah anther tanaman yang sedang dalam keadaan kuncup. Ketidakberhasilan dalam kultur anther ini di sebabkan karena penyimpanan yang terlalu lama. (pra perlakuan sebelum inisiasi)
4.2. Saran
Sebaiknya praktikum di lakukan lebih serius lagi sehingga dapat menghasilkan yang terbaik, pekerjaan yang harus di lakukan pada waktunya harus di lakukan dengan tepat waktu sehingga hasilnya pun tepat.
Sabtu, 06 Februari 2010
0 komentar:
Wismajara The Gank
Temen_Temen Senasib
Labels
berita
(1)
Followers
About Me
- caHaYa jozckam
- Jember, Jawa Timur, Indonesia
- sampai saaD ini zaya masiH bingung kaLo di tanya Qm punya cita-cita apa???
Labels
- berita (1)